Hai guyss
Perkenalkan namaku Nabila Hana Zahirah Amri, akrab dipanggil hana. Aku berasal dari Kota Makassar, Sulawesi Selatan.
Disini aku mau memberikan informasi terkait kegiatan yang pernah aku ikutin pada tahun 2019. Kegiatan tersebut adalah program pertukaran pelajar berskala nasional nih guys, nama programnya adalah "SBKK".
Apaan tuuu?
SBKK adalah singkatan dari Seminggu Bersama Keluarga Kemenkeu. Jadi, SBKK itu program pertukaran pelajar SMP (Kelas 2-3) yang diadakan di Jakarta.
Ada seleksinya gak?
O jelas... ada
Waktu itu sih aku melewati 2 tahapan, yakni tes tulis dan setelah itu tes wawancara.
Ada biaya ikutnya gak?
O jelas... gk adaaaa semuanya gratis tis tis. Aku daftar gak bayar apa-apa, aku terbang ke Jakarta gak bayar apa-apa, ampe aku balik ke kota ku pun aku gak ada sama sekali ngeluarin uang. Keren gk sichh
Selain programnya yang fully funded. Program ini juga memiliki segudang hal yang sangat luar biasa. Aku sendiri sangat bersyukur bisa lolos dan mengikuti program ini. Aku dipertemukan dengan orang-orang hebat mulai dari paling barat Indonesia hingga paling timur Indonesia. Ini adalah sebuah kebanggaan tersendiri buat aku karena hanya 15 anak se-Indonesia yang terpilih untuk mengikuti program ini.
Ngomong-ngomong penasaran gk sih siapa penyelenggaranyaa?
Program ini adalah program yang dilaksanakan oleh Kementrian Keuangan Republik Indonesia yang bekerja sama dengan PKN STAN dan Yayasan SabangMerauke.
Andaikan waktu bisa diputar kembali, aku pengen banget kembali ngerasain pengalaman waktu ngikutin program ini. Selama mengikuti program, aku belajar banyak banget tentang Indonesia, aku belajar banyak tentang agama-agama yang ada di Indonesia, aku belajar banyak banget tentang suku dan budaya yang ada di Indonesia. Pokoknya buanyak poll deh.
Salah satu pengalaman yang gak pernah bisa aku lupain adalah ketika aku mengunjungi 5 tempat ibadah di daerah Cilincing, Jakarta Utara. Aku masuk ke gereja, vihara, klenteng, pura dan aku diberi informasi tentang agama-agama tersebut. Buat aku itu pengalaman yang gk terlupakan banget sih.
Eh mau flexing nihhh, aku gk bisa lupa gimana rasa deg-degannya nari di depan Ibu Menteri Keuangan Republik Indonesia, Ibu Sri Mulyani. Suer jantung mau copot rasanya. Tapi ada hal menarik nih pas aku latihan nari, Kakak dancer yang ngelatih aku dan teman-teman adalah seorang penyandang tuna rungu, selain kakak itu ngelatih kita nari, kita juga diajarinn bahasa isyarat. Ternyata acara ini betul-betul dirancang dengan sedetail dan sebaik itu buat ngajarin kita tentang toleransi. SBKK keren parah sih
Oiyaa selama disana aku tinggal dimana ya?
Hal yang seru tuh karena kami ditempatkan di rumah keluarga kemenkeu secara acak gitu. Aku tinggal bareng Keluarga Ibu Vissia dan Bapak Marcell. Dan tak lupa aku dipasangkan dengan Kakak PKN STAN, Kakak Revin. Kami tinggal serumah dengan latar belakang yang sangat-sangat berbeda. Tapi ternyata ya perbedaan latar belakang tidak menghalangi kami untuk merasakan yang namanya kekeluargaan. Aku terharu banget sama ibu angkat aku, walaupun keluarga angkatku beragama Katolik, tapi Ibu aku selalu ngingetin aku solat, bahkan ketika lagi diperjalanan, ibu aku singgahin aku dulu untuk solat dulu di Masjid.
Overall program ini worth to try banget sihhh
Emang bener ya kalau toleransi itu tidak bisa hanya diajarkan, tapi harus dialami dan dirasakan
SBKK JAYA JAYA JAYA
#merajutasadalamkebhinekaan
#pknstanuntukindonesia
Komentar
Posting Komentar